Kapal
dayung Trireme, bahasa
Latin tres remi artinya tiga dayung, dalam bahasa Yunani: bermakna tiga pendayung adalah kapal laut kuno dan
sejenis galley, semacam kapal perang
era Hellenistik yang digunakan oleh beberapa peradaban bahari kuno
di Laut Tengah,
khususnya bangsa Fenisia,
Yunani kuno,
dan Romawi.
Kapal
ini disebut trireme karena memiliki tiga baris dayung pada tiap sisinya, dengan
satu dayung dipegang oleh satu orang. Trireme awal merupakan pengembangan dari pentekonter, kapal perang
kuno dengan satu bari dayung yang terdiri atas 25 buah dayung pada tiap sisinya,
kemungkinan berasal dari Fenisia. Kapal ini cukup cepat dan gesit pada masanya
dan merupakan kapal perang dominan di Laut Tengah sejak abad
ke-7 hingga ke-4 SM. Trireme digantikan oleh kapal kuadrireme dan kuinkuereme yang lebih
besar. Trireme memainkan peranan penting dalam beberapa peristiwa penting dalam
sejarah, antara lain Perang Yunani-Persia, berdirinya
kekaisaran bahari Athena, dan kekalahan Athena dalam Perang Peloponnesos.
Perahu
warisan nusantara melayu ialah Perahu Lancang Kuning. Perahu ini ialah perahu
kuno yang dibuat ribuan tahun lalu. Suku Melayu di area Riau membuatnya dengan
desain yang unik.Pada bagian depan perahu berbentuk lancip yang bisa digunakan
untuk memecah angin. Selain itu, terdapat juga layar pada bagian depan dan
tengah. perahu Lancang Kuning banyak diadopsi oleh suku-suku lokal Indonesia
untuk digunakan sebagai alat transportasi.
Perahu
yang ditampilkan dalam relief Candi Borobudur. Perahu dengan dua cadik ini ada
sejak abad ke-8 masehi. Perahu tersebut banyak sekali digunakan oleh bangsa
bahari Austronesia. Mereka menyebar ke hampir semua wilayah Asia Tenggara dan
negara di Samudra Hindia.
perahu
ini banyak digunakan di Indonesia sekitar abad ke-7 hingga ke-13. Saat itu wangsa
Syailendra menggunakan perahu dayung untuk perdagangan. Selain itu, kerajaan bahari Sriwijaya juga diperkirakan
menggunakan perahu ini untuk menjelajahi banyak wilayah di Nusantara dan dunia.
Nenek
Moyangku Seorang Pelaut terkenal dengan bumi nusantara sebagai kepulauan (archipilago),
pada masa kerajaan terdahulu banyak sekali orang dari nusantara yang mengarungi
lautan dan singgah ke banyak negara di dunia. Banyaknya perahu kuno yang
terbuat dari kayu menjadi saksi bahwa pendahulu kita memang pelaut ulung.
sujasmir hamid..